Web Analytics Made Easy - Statcounter

Diabetes Adalah Faktor Utama Resiko Stroke

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah. DM adalah masalah kesehatan global yang signifikan, dengan sekitar 463 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan kondisi ini. DM dapat menyebabkan komplikasi kesehatan serius, termasuk stroke. Stroke adalah kondisi medis yang serius yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu, mengakibatkan kerusakan permanen pada otak dan tubuh.

Faktor risiko untuk stroke meliputi hipertensi, merokok, obesitas, dan DM. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana DM mempengaruhi risiko seseorang terkena stroke, serta cara mencegah dan mengelola risiko tersebut.

Peningkatan risiko stroke pada penderita DM disebabkan oleh berbagai mekanisme patologis, termasuk:

  1. Penyakit pembuluh darah mikro dan makro: DM menyebabkan kerusakan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak. Hal ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang disebut stenosis, atau pembentukan plak di dinding pembuluh darah, yang disebut aterosklerosis. Kedua kondisi ini dapat mengurangi aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan stroke iskemik.
  2. Hiperglikemia: Peningkatan kadar gula darah kronis pada penderita DM menyebabkan peradangan dan stres oksidatif, yang dapat merusak sel-sel pembuluh darah dan menyebabkan gangguan fungsi endotelial. Gangguan ini menyebabkan peningkatan risiko terjadinya pembekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke iskemik.
  3. Neuropati: Penderita DM dapat mengalami neuropati, yaitu kerusakan saraf perifer. Neuropati dapat menyebabkan penurunan sensitivitas dan sensasi pada ekstremitas, yang dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk merasakan nyeri atau ketidaknyamanan. Ini dapat menyebabkan cedera tanpa disadari, seperti luka pada kaki atau ulkus. Jika luka tidak diobati dengan benar, dapat terjadi infeksi dan terbentuknya abses. Infeksi atau abses pada kaki atau kaki bawah dapat menyebabkan penyakit arteri perifer, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.
  4. Obesitas: Penderita DM sering mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas adalah faktor risiko terkait stroke yang signifikan. Kegemukan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar kolesterol, dan resistensi insulin, yang semuanya meningkatkan risiko terjadinya stroke.
Baca Juga  6 Makanan Berkalori Tinggi Yang Baik Dikonsumsi

Ada dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu oleh pembekuan atau penyempitan pembuluh darah. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan mengeluarkan darah ke dalam jaringan otak, mengakibatkan kerusakan pada otak dan tubuh.

Kedua jenis stroke dapat terjadi pada penderita DM, tetapi stroke iskemik lebih umum terjadi pada penderita DM. Sebuah studi menunjukkan bahwa penderita DM memiliki risiko 1,5 hingga 4 kali lebih tinggi untuk mengalami stroke iskemik daripada orang yang tidak memiliki DM.

Penderita DM juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami stroke yang lebih parah dan mematikan. Stroke pada penderita DM lebih sering disertai dengan penyakit pembuluh darah yang lebih luas dan peningkatan risiko komplikasi lainnya, seperti serangan jantung dan gagal jantung.

Cara Mencegah Risiko Stroke pada Penderita DM

Meskipun penderita DM memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami stroke, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko tersebut. Berikut adalah beberapa cara mencegah risiko stroke pada penderita DM:

  1. Kontrol gula darah: Penting untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang normal dengan cara mengikuti diet yang sehat dan seimbang, rutin berolahraga, serta mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
  2. Kontrol tekanan darah: Penderita DM harus menjaga tekanan darah dalam rentang normal. Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di otak dan meningkatkan risiko stroke.
  3. Kontrol kadar kolesterol: Penderita DM harus menjaga kadar kolesterol dalam rentang normal. Kolesterol yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.
  4. Berhenti merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke. Penderita DM yang merokok harus berhenti merokok secepat mungkin.
  5. Olahraga teratur: Olahraga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengendalikan kadar gula darah dan tekanan darah, serta meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Penderita DM harus melakukan olahraga teratur, seperti berjalan kaki atau berenang.
  6. Diet sehat: Penderita DM harus mengonsumsi diet sehat dan seimbang, dengan memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, sumber protein nabati, ikan, dan biji-bijian. Hindari konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.
  7. Periksakan kesehatan secara rutin: Penderita DM harus memeriksakan kesehatan secara rutin ke dokter untuk memantau kondisi kesehatannya, termasuk risiko stroke.
Baca Juga  Coronavirus: COVID yang lama dapat menyebabkan masalah jantung ini; jangan anggap enteng

Cara Mengelola Risiko Stroke pada Penderita DM

Jika penderita DM telah mengalami stroke atau memiliki risiko tinggi untuk mengalami stroke, ada beberapa cara untuk mengelola risiko tersebut. Berikut adalah beberapa cara mengelola risiko stroke pada penderita DM:

  1. Minum obat-obatan yang diresepkan oleh dokter: Penderita DM yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami stroke atau yang telah mengalami stroke harus minum obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Obat-obatan ini dapat membantu mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol.
  2. Menjalani terapi fisik dan rehabilitasi: Setelah mengalami stroke, penderita DM dapat menjalani terapi fisik dan rehabilitasi untuk membantu memulihkan kemampuan fisik dan kognitif. Terapi fisik dapat membantu meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas, sedangkan terapi rehabilitasi dapat membantu memperbaiki kemampuan bicara, memori, dan keterampilan sosial.
  3. Mengubah gaya hidup: Penderita DM yang telah mengalami stroke atau memiliki risiko tinggi untuk mengalami stroke harus mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Hal ini dapat meliputi mengikuti diet sehat, berolahraga teratur, dan berhenti merokok.
  4. Mengelola stres: Penderita DM yang mengalami stres kronis dapat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan cara seperti bermeditasi, berolahraga, atau berkonsultasi dengan terapis.
  5. Menghindari alkohol: Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke pada penderita DM. Oleh karena itu, sebaiknya hindari atau mengurangi konsumsi alkohol.
  6. Meningkatkan kesadaran akan gejala stroke: Penderita DM harus meningkatkan kesadaran akan gejala stroke dan mengambil tindakan secepat mungkin jika mengalami gejala stroke seperti kesulitan bicara, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, atau kesulitan melihat.

Diabetes adalah faktor risiko utama untuk stroke, khususnya stroke iskemik. Penderita DM memiliki risiko 1,5 hingga 4 kali lebih tinggi untuk mengalami stroke iskemik daripada orang yang tidak memiliki DM. Namun, ada beberapa cara untuk mencegah risiko stroke pada penderita DM, seperti menjaga gula darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol dalam rentang normal, berhenti merokok, olahraga teratur, dan mengonsumsi diet sehat dan seimbang.

Baca Juga  'Flu Periode' Adalah Bentuk PMS Yang Lebih Parah. Haruskah Anda Khawatir?

Jika penderita DM telah mengalami stroke atau memiliki risiko tinggi untuk mengalami stroke, perlu mengelola risiko tersebut dengan cara seperti minum obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, menjalani terapi fisik dan rehabilitasi, mengubah gaya hidup, mengelola stres, menghindari alkohol, dan meningkatkan kesadaran akan gejala stroke. Dengan menjaga kesehatan dan mengelola risiko stroke, penderita DM dapat mengurangi risiko untuk mengalami stroke dan mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik.