Web Analytics Made Easy - Statcounter
Cara Membersihkan Najis Mukhaffafah Menurut Ajaran Islam
Cara Membersihkan Najis Mukhaffafah Menurut Ajaran Islam

Cara Membersihkan Najis Mukhaffafah Menurut Ajaran Islam

Menjaga kebersihan adalah bagian penting dalam ajaran Islam. Salah satu hal yang perlu dipahami oleh setiap muslim adalah cara menyucikan diri dari berbagai jenis najis. Dalam fikih, najis dibagi menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah najis mukhaffafah, yaitu najis ringan yang cara membersihkannya jauh lebih mudah dibandingkan jenis lainnya. Kitaswara.com akan membahas pengertian, dasar hukum, hingga cara praktis membersihkan najis mukhaffafah sesuai tuntunan syariat.

Pengertian Najis Mukhaffafah

Najis mukhaffafah adalah jenis najis ringan yang memiliki cara penyucian paling mudah. Contoh paling umum dari najis ini adalah air kencing bayi laki-laki yang belum berusia dua tahun dan belum mengonsumsi makanan selain ASI.

Najis ini berbeda dari:

  • Najis mutawassithah (najis sedang), yang butuh dibasuh hingga hilang bau, warna, dan rasanya.

  • Najis mughallazah (najis berat), seperti anjing dan babi, yang membutuhkan tujuh kali basuhan.

Dasar Hukum Najis Mukhaffafah

Hukum najis mukhaffafah bersumber dari hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah riwayat, para sahabat menceritakan bahwa ketika bayi laki-laki buang air kecil mengenai pakaian Nabi SAW, beliau hanya memercikkan air, bukan membasuhnya seperti najis lainnya.

Para ulama menjelaskan bahwa kemudahan ini merupakan rahmat dan keringanan bagi para orang tua yang memiliki bayi laki-laki, terutama karena bayi sering berada dalam gendongan.

Jenis Najis Mukhaffafah yang Umum Ditemui

Menurut mayoritas ulama, najis mukhaffafah berlaku untuk:

  • Air kencing bayi laki-laki,

  • Yang belum makan makanan selain ASI (belum masuk fase MPASI),

  • Dan usia belum dua tahun.

Untuk bayi perempuan, mayoritas mazhab sepakat bahwa cara penyuciannya mengikuti najis mutawassithah, yaitu perlu dibasuh hingga bersih.

Cara Membersihkan Najis Mukhaffafah

1. Prinsip Dasar Penyucian

Najis mukhaffafah cukup dibersihkan dengan memercikkan atau menyiram sedikit air, tanpa perlu menggosok atau merendam.

2. Langkah-Langkah Praktis

a. Identifikasi area yang terkena najis
Pastikan mengetahui bagian mana yang terkena air kencing bayi.

b. Gunakan air yang suci dan mensucikan
Air bersih yang tidak bercampur najis atau zat lain.

c. Percikkan atau siram secukupnya
Basahi bagian yang terkena najis hingga air merata.

d. Tidak wajib digosok
Berbeda dari najis biasa, Anda tidak perlu menghilangkan bau atau warna, karena cukup terkena air sudah dinilai suci.

Contoh Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Pada Pakaian

Jika pakaian terkena pipis bayi laki-laki, cukup:

  • Letakkan pakaian di tempat yang datar.

  • Percikkan air pada area yang terkena.

  • Diamkan sebentar, lalu pakaian dapat langsung dipakai setelah kering.

2. Pada Tempat Tidur atau Alas Bayi

  • Gunakan air secukupnya untuk memercik area yang terkena.

  • Tidak perlu mengganti seluruh alas kecuali jika basah berlebihan.

3. Tips Tambahan

  • Siapkan botol spray air agar lebih praktis.

  • Gunakan alas waterproof untuk mencegah najis merembes ke bagian lain.

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

  1. Menggosok atau mencuci berulang kali padahal syariat hanya memerintahkan percikan air.

  2. Menyamakan dengan najis berat, misalnya sampai mencuci tujuh kali.

  3. Salah memahami syarat bayi, misalnya bayi sudah makan MPASI tetapi masih dianggap najis mukhaffafah.

Baca Juga  Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Bookmark Di Twitter

Memahami cara membersihkan najis mukhaffafah membantu setiap muslim menjalankan ibadah dengan tenang dan sesuai tuntunan Nabi SAW. Keringanan ini menunjukkan bahwa Islam memudahkan pemeluknya, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan sehari-hari.