Web Analytics Made Easy - Statcounter

Remaja yang “kecanduan” TikTok Mengalami Depresi dan Kecemasan yang Lebih Buruk

Sebuah studi baru menemukan bahwa remaja yang “kecanduan” aplikasi TikTok, menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan depresi yang dapat memengaruhi memori kerja mereka. Bukan rahasia lagi bahwa teknologi dan media sosial adalah bagian besar dari kehidupan anak-anak kita. Remaja dan remaja menghabiskan banyak waktu di Internet, dan itu tidak selalu merupakan hal yang buruk. Internet adalah tempat yang bagus untuk belajar dan terhubung dengan orang lain. Ini juga cara mereka berkomunikasi satu sama lain, dan karena tidak mungkin menjauhkan mereka dari media sosial, penting untuk menyadari potensi bahaya yang bisa datang dari platform populer.

TikTok saat ini adalah salah satu aplikasi paling populer untuk anak muda, dan kegilaan dimulai ketika pandemi melanda dan semua orang menemukan diri mereka di rumah dengan sedikit atau tanpa pekerjaan. Platform ini penuh dengan video pendek yang dapat diunggah pengguna, dan mereka biasanya mengikuti beberapa tren.

Menurut PsyPost, remaja yang kecanduan aplikasi ini menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan depresi dan ini dapat memengaruhi memori kerja mereka. Studi ini telah dipublikasikan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, dan dapat dibaca selengkapnya di sini.

Studi ini menemukan bahwa remaja yang menggunakan aplikasi secara konsisten berkinerja lebih buruk ketika mereka ditanyai serangkaian pertanyaan dalam latihan mengingat urutan angka. Ini menunjukkan kepada para peneliti bahwa memori kerja mereka terpengaruh, yang dapat disebabkan oleh peningkatan gejala kecemasan dan depresi. Studi saat ini sedang dilakukan untuk mengeksplorasi gagasan tentang kecanduan smartphone dan media sosial, yang menjadi lebih umum di kalangan anak muda dan informasi ini penting untuk diketahui orang tua.

Baca Juga  Menu Makanan Ikan Patin yang Bisa Disajikan untuk Anak

Untuk menyelesaikan penelitian, lebih dari 3.000 siswa sekolah menengah di Cina diberi kuesioner untuk dijawab. Semua siswa dalam penelitian ini melaporkan bahwa mereka adalah pengguna reguler TikTok. Kuesioner yang mereka berikan adalah versi modifikasi dari Skala Ketergantungan Smartphone, dan kata “smartphone” diganti dengan kata “TikTok”.

Ini melihat efek aplikasi pada kehidupan sehari-hari mereka, dan apakah mereka akan mengalami gejala penarikan jika mereka tidak menggunakan aplikasi untuk sementara waktu. Tingkat depresi, kecemasan, dan stres mereka juga diukur. Semua evaluasi ini, diikuti dengan mengingat urutan nomor, menunjukkan bahwa ada efek yang terjadi, dan hubungan antara kecanduan TikTok dan kesehatan mental.