Web Analytics Made Easy - Statcounter

Memilih Hewan Kurban Yang Sehat

Setiap tahun umat Islam merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban dengan menyembelih hewan ternak. Untuk melaksanakan upacara kurban dengan sempurna, harus diawali dengan keikhlasan dan kelayakan hewan kurban.

Hewan kurban dikatakan layak jika memenuhi beberapa persyaratan yang tercantum dalam hukum Islam. Hewan kurban adalah hewan ternak besar. Di Indonesia, hewan kurban yang umum adalah sapi, kerbau, kambing, dan domba. Kriteria lainnya adalah hewan harus jantan dan memiliki umur yang sesuai (diatas 1 tahun). Hewan kurban secara keseluruhan harus memiliki tampilan fisik yang baik tanpa cacat fisik. Di pekarangan ternak, seringkali orang luput memperhatikan beberapa bagian tubuh hewan yang akan dikorbankan, misalnya telinga yang robek, tanduk yang patah, lembu jantan yang dikebiri, dan dalam beberapa kasus ekor yang dimutilasi. Beberapa orang bahkan menjual hewan dengan kaki patah dengan harga yang sangat murah.

Kesehatan hewan merupakan salah satu syarat dalam memilih hewan kurban. Harga hewan kurban yang murah dan skor tubuh yang tinggi biasanya lebih banyak dicari masyarakat saat membeli hewan kurban, namun skor tubuh yang tinggi tidak menjamin kesehatan hewan dan kita harus lebih waspada ketika tiba-tiba ada yang menjual hewan kurban dengan harga yang tidak wajar. Jika kita menyembelih hewan yang sakit, secara vertikal akan merusak pahala kita karena kita menyembelih hewan yang tidak layak, sedangkan secara horizontal kita juga bisa bersalah secara hukum karena kita telah memberikan daging yang berpenyakit yang berpotensi menyebabkan orang yang mengkonsumsi daging tersebut menjadi sakit.

Secara sederhana, hewan yang sehat dapat didefinisikan sebagai hewan yang tidak berpenyakit dan tidak membawa agen penyakit. Banyak penyakit yang bisa menjangkiti hewan, bisa tidak menular, tapi bisa juga menular. Berkaitan dengan Idul Adha, masyarakat biasanya khawatir dengan penyakit hewan yang bisa menular ke manusia atau disebut juga zoonosis. Salah satu penyakit tersebut adalah antraks. Ada satu kasus di mana satu keluarga meninggal dunia di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, karena mengonsumsi daging kambing yang terkontaminasi spora anthrax. Ini adalah bukti nyata betapa berbahayanya penyakit ini.

Baca Juga  Bagaimana cara cepat tidur? 10 peretasan ini akan membantu Anda tidur lebih nyenyak malam ini

Serangkaian pemeriksaan klinis diperlukan untuk mengetahui status kesehatan seekor hewan. Bila perlu, pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis. Seekor hewan diperiksa sebelum disembelih; Pemeriksaan ini dikenal dengan pemeriksaan ante mortem. Bersama dengan dokter hewan dan petugas terlatih lainnya, masyarakat umum dapat berkontribusi dalam proses ini. Beberapa pedoman pemilihan hewan kurban yang baik adalah:

Pertama, tanyakan dari mana hewan itu berasal (daerah asal). Kemudian pastikan sudah diperiksa kesehatan hewannya, baik di pekarangan saat ini dijual maupun di daerah asalnya (sertifikat kesehatan hewan). Perhatian ekstra harus diberikan ketika hewan tersebut berasal dari daerah endemik antraks, seperti Bogor dan Purwakarta di Jawa Barat.

Kedua, jangan membeli kambing dalam karung, artinya Anda harus langsung memeriksa dan memilih hewan yang ingin Anda beli untuk memastikan memiliki penampilan fisik yang baik tanpa cacat fisik. Setiap bagian tubuh hewan harus diperiksa, mulai dari kepala, tanduk, telinga, badan, kaki, kemaluan, dan ekor.

Ketiga, belilah hanya hewan yang sehat dan jangan tergiur dengan harga murah. Hewan sehat memiliki performa fisik yang baik :

  • Dapat berdiri dengan keempat kakinya dan dapat bergerak dengan baik,
  • Memiliki skor tubuh yang proporsional, tulang rusuk dan tulang pinggul tidak terlihat menonjol,
  • Tidak boleh ada luka, abses, atau luka lain pada tubuh hewan,
  • Ketika kulit binatang itu ditarik dan dilepaskan, ia harus segera kembali ke tempatnya,
  • Bulu hewan harus bersih dan mengkilat,
  • Matanya harus terlihat cerah, tidak ada kotoran atau cacing parasit,
  • Hidungnya harus basah, tidak kering,
  • Rongga hidung harus bersih dari kotoran dan cairan bernanah,
  • Daerah mulutnya harus bersih dari luka kulit,
  • Telinganya harus bersih luar dalam,
  • Kukunya harus bebas dari luka atau luka apapun,
  • Daerah sekitar anusnya harus bersih, tidak ada noda kotoran,
  • Feses hewan harus relatif keras, tidak cair dan bebas darah,
  • Suhu tubuh hewan tidak boleh melebihi 40oC.
Baca Juga  Cara Mengunduh Tweet yang Diarsipkan Sebelum Menghapus Akun Twitter Anda

Keempat, selain aspek fisik hewan, perilakunya juga dapat dijadikan indikator kesehatan. Hewan yang sehat memiliki nafsu makan yang baik, aktif bergerak, tidak tertekan, merespons sentuhan, dan tidak memisahkan diri dari kawanannya.

Hasil pemeriksaan fisik dan pengamatan perilaku yang baik tidak menjamin hewan tersebut 100% sehat. Banyak juga penyakit hewan yang tidak dapat dideteksi secara fisik atau tidak menunjukkan gejala klinis yang nyata. Oleh karena itu, setelah pemeriksaan ante mortem yang dilakukan sebelum hewan dipotong, dilakukan pemeriksaan lagi setelah hewan dibunuh, yaitu pemeriksaan post mortem. Pemeriksaan post mortem memeriksa bangkai/daging dan organ dalam seperti paru-paru, jantung, limpa, ginjal, dll.

Selain berasal dari hewan yang sehat, daging kurban juga harus sehat, karena bermanfaat bagi kesehatan manusia. Selain itu, daging kurban harus diberikan secara sehat, artinya tidak dikurangi atau dicampur dengan barang lain. Cemaran daging kurban oleh pasir/kotoran karena disiapkan di atas tanah kosong harus dihindari. Selain itu, karena daging tergolong makanan yang mudah rusak, setelah dipotong menjadi potongan-potongan yang mudah diatur, harus dikemas dengan baik, misalnya dalam plastik, untuk menghindari kontaminasi lebih lanjut dari penanganan. Setelah daging dikemas, sebaiknya segera didistribusikan agar bisa segera dimasak atau diolah lebih lanjut.

Juga jika organ dalam/jeroan seperti usus, hati, jantung, dan organ lainnya juga akan dibagikan bersama dengan daging, maka harus dipisahkan menjadi dua kantong plastik yang berbeda, satu untuk daging dan yang lainnya untuk jeroan. Langkah ini untuk mencegah daging terkontaminasi oleh jeroan yang kemungkinan besar telah bersinggungan dengan isi saluran pencernaan. Hal ini penting untuk menjaga kualitas daging dan menghindari pembusukan akibat mikroorganisme pencernaan, sehingga daging tidak hanya halal, tetapi juga layak untuk dikonsumsi manusia.

Baca Juga  Cara Memeriksa Apakah Ponsel Motorola Anda Akan Mendapatkan Android 13

Tanggung jawab dilakukan dengan penuh kesadaran dan dukungan dalam mengorbankan hanya hewan yang sehat dan memberikan daging kepada mereka yang berhak, yaitu Aman (Aman), Sehat (Sehat), Utuh (Sehat) dan Halal atau ASUH. Oleh karena itu, untuk menghindari akibat yang tidak diharapkan, kita harus sungguh-sungguh memilih dan menyeleksi hewan yang ingin kita kurbankan agar pengabdian kita bermanfaat dan membawa kebaikan, bukan malah menjadi rusak karena orang sakit atau bahkan mati karena mengkonsumsi daging hewan yang sakit. Selamat Idul Adha, semoga kurban tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Amin.