Reksa dana terbuka tergolong pilihan investasi paling mudah dan paling murah untuk pemula. Investor cukup bayarkan dana, lalu Pimpinan Investasi bakal mengelolanya dan menyampaikan perkembangan dana tiap-tiap hari kerja. Namun, ada-ada saja orang yang tidak untung dalam investasi reksa dana.
Banyak pemula menyepelekan reksa dana, atau malahan melihatnya terlampau ruwet. Sebab gak mengerti ide investasi reksa dana dan jenis-jenisnya, lalu mereka melaksanakan kekeliruan-kesalahan di bawah ini.
1. Melakukan investasi Tiada Arah dan Ide
Kenapa melakukan investasi? Pertanyaan ini penting dijawab, supaya kita bisa memutuskan produk reksa dana yang sangat sesuai sama arah kita. Tiada punya arah yang pasti, kita kemungkinan asal putuskan reksa dana yang nampaknya bagus.
Semisalnya kalau kita pengin investasi untuk dana pengajaran anak nantinya, karenanya semestinya memutuskan tipe reksa dana penghasilan tetap (RDPT) yang relatif aman dan hasilkan keuntungan cukup dalam tempo 2-5 tahun di depan. Atau kalau pengin melakukan investasi reksa dana jadi media penyimpanan dana genting, karenanya tipe reksa dana pasar uang (RDPU) lebih pas. RDPU memberi keuntungan kecil, namun stabilitasnya terjaga dan bisa diambil kapan pun.
Banyak pemula malahan langsung memutuskan tipe reksa dana saham (RDS), sebab return-nya yang tinggi sekali. Meski sebenarnya, return RDS amat berubah-ubah. RDS dapat memberi perkembangan NAB beberapa puluh % dalam sekejap, namun bisa juga jatuh beberapa puluh % dalam waktu yang serupa . Sehingga tipe reksa dana ini lebih sesuai untuk uang tidak bekerja atau arah jangka periode lebih dari lima tahun, dan kurang pas untuk ide pengajaran anak atau kepentingan yang lain mempunyai sifat genting.
2. Tidak Mengetahui Pimpinan Investasi
Apa Anda telah mengetahui perusahaan Asset Manajemen yang mengatur reksa dana Anda? Banyak investor pemula dapat katakan nama perusahaannya saja, namun tidak mengerti rekam tapak jejaknya. Perihal ini pula kerap berlangsung karena penentuan reksa dana hanya berdasar pada diagram return barusan.
Baca Pula: Apa Reksa Dana Dapat Dicairkan Kapan Saja?Dalam memutuskan reksa dana, semestinya cari pimpinan investasi yang punya dana urusan besar. Dana urusan alias Asset Under Manajemen (AUM) makin besar, makin baik. Kenali juga berapakah lama perusahaan berdiri, penghargaan apa yang pernah sempat diterimanya, dan apa perusahaan pernah ikut serta afair spesifik.
3. Tidak Membaca Prospektus dan Fund Fact Sheet
Perkembangan reksa dana yang paling mempesona belum pasti baik. Mengapa begitu? Misalnya kalau sebuah produk RDS melakukan investasi pada saham gorengan, karenanya NAB-nya bakal tumbuh cepat dalam sekejap. Keuntungan yang telah melalui itu barangkali membikin kita terkagum dan lekas beli reksa dana itu. Namun peningkatan harga saham gorengan cuman mempunyai sifat sebentar. Beberapa saat selanjutnya, nilai NAB reksa dana kemungkinan menurun dan modal kita teperdaya didalamnya.
Blunder sesuai ini bisa dicegah dengan langkah membaca prospektus dan FFS. Semua reksa dana harus menyiapkan ke-2 document ini supaya calon investor punya pemahaman mengenai produk yang diinvestasikan. Demikian juga, semestinya investor gak boleh terasa enggan membaca document yang panjang. Prospektus dan FFS nampaknya berbelit-belit, namun bisa menolong kita mengelak produk reksa dana yang beresiko tinggi dan memutuskan yang mana lebih bagus untuk sampai obyek investasi.